Selamat Datang - DI Blog KATA BINTANG, tempat berproses dan berproduksi serta saling berbagi. Tempat yang nyaman dan saling menguatkan. Tempat para Bintang Memijar.

Puisi Santri Darul Ihsan



BEGITU INDAHNYA

 Oleh: Hoirunnasihin


Saat hati sedang tersentuh 

kesedihan pun menjadi runtuh 

nyanyianmu kini merdu riuh 

setiap nada 

setiap syairnya 

tercipta rasa cinta 

katanya raga dan jiwa menjadi berbunga-bunga 

daun bermekaran 

langkah penuh Riang

menuju hati sang pujaan hidupnya wujud keceriaan 

cintanya berpijar ketulusan 

begitu indah bukan? 

teduh memandangmu 

indahnya mengingatmu 

beruntungnya aku jika memilikimu 

begitu indahnya dirimu 

tak bisa dirasa hanya dengan Indra 

tak bisa diungkap dengan kata






TUAN PEMILIK RINDU

Oleh : Fitria na

 

Maaf tuan maaf harus membuatmu dirundung kecewa 
percayalah aku tak benar-benar menyerah 
untuk jujur tentangmu yang ku sebut bahagia 
lidahku mengeluh keluh 

tuan.....
bolehkah aku mengeluh lelah 
padamu yang tak mau mengambil langkah 
rasaku tak pernah habis untukmu 
sekalipun ujung samurai yang kau tancap di dadaku 

tuan...
aku tak bisa bohong akan cemburu 
yang kau pamerkan pada mata sayu ku 
mengapa aku tak bisa menaruh benci padamu 
bahkan saat kau cercah harapanku 

tuan...
kau tak pernah tahu rasa sakitku 
kau tak pernah tahu seberapa aku mencintaimu 
kau tak pernah tahu sesesak apa aku menahan cemburu 
kau tak pernah tahu selelah apa aku menunggumu berlabu

tuan...
aku punya secarik rindu

meski aku tahu takkan ada balas untukku







HATI BARUKU DAN MASA LALU

Oleh: Alfi syafiqah

PP. DARUL IHSAN


Terselip rasa malu 

saat aku bertemu denganmu 

rasa rindu 

rasanya ingin bertemu 

menyebutkan namamu dalam doaku 

teruntuk kamu yang baru 


dia hanya masa lalu 

yang membuat orang tuaku malu dimenggores luka yang sembilu 

kehilanganmu tentu orang tuaku yang tak merestui 

dia hanya menggores luka 

dia tak selamanya ada 

dia hanya membuatku kecewa

jadi tolong lupakan semua cerita. 





 

SIRNA

Oleh: Herzul Anam

PP. DARUL IHSAN

 

Dalam sebuah sirna pagi 
yang mencekamkan pada waktu itu 
ku ingin mengingat kembali 
kenangan kita di masa lalu 

sungguh indah penuh ceria 
jika waktu bisa putar kembali 
akan ku putar 
memutar kembali sebuah kenangan 
yang hampir kulupakan 

tak mungkin kulupakan kenangan ini 
kenangan yang indah 
yang melekat pada seribu purnama 
yang merengkul gerhana 

dalam jiwa kosong redup tak bercahaya 






BENCI BERNAFAS DI TANAH INI

Oleh: Sinta Sania

PP.DARUL IHSAN


di sini aku hanya terdiam menikmati sunyi 

diselimuti gerbang-gerbang suci 

namun bagiku hanya sebuah faktor 

yang menciptakan rasa benci 




bukan seorang pecundang 

bukan pula seorang gelandangan 

bukan tidak mau berilmu 

namun rasa rindu yang seakan 

menjadi setan pelaku 


tempat ini memang dikicau oleh barokah 

memang di alun senyum sang kyai 

namun entah mengapa menjadi benci 

aku untuk bernafas di tanah ini 




TUHAN JAGAKAN DIA

Oleh: Widadah Al fairuzah 

PP. DARUL IHSAN

 

Jangankan dia untukku 

ku hanya ingin dirimu 

hari-hari ku bersamamu 

ku sudah bahagia bersamamu 

jalanlah hidup bersamaku 

dia kekasihku 

dan tetap milikku 

kau yang aku rindu 

jangan kau pernah berfikir 

Tuk meninggalkan diriku 

Tuhan jagakanlah dirinya

hanya untuk diriku






AKU PERGI

OLeh: Nur Laila Saro


Angin benci padaku

awan marah padaku 

semua salahkan diriku 

jangan kau dekat denganku 

tak ada kata maaf untukku 


aku sudah melukaimu 

aku pergi itu untukmu 

aku tak ingin kau tersakiti olehku 

aku tak tahu 

siapa jodohmu 


marah lah padaku 

bencilah padaku 

jika bisa buat bahagia dirimu 

aku pergi buatmu 

karena itu kisahku 

bukan kisahmu 





Puisi untuk Seorang Pecundang

Oleh: Noer Olifah Luthfiana

 

di waktu itu aku melihat wajah dan bola matamu
menatapku yang berdiri tegak di hadapanmu 
pecundang...
aku memanggilmu dengan sebutan pecundang 
aku kecewa dengan kata yang keluar dari mulutmu 
dirimu membuat aku lumpuh tak bisa bergerak waktu itu 
dirimu membuat aku benci menatap wajahmu 
pecundang...
di dalam pikiranku hanya kata itu yang selalu ada di dalam otakku 
malam aku lalui dengan kata yang selalu terbayang dalam pikiranku 
puisi ini aku khususkan untuk lelaki itu 
lelaki, yang tak tahu malu 
pecundang....
kamu membuat keegoisan ku tumbuh lagi di tubuhku 
kata-katamu itu 
yang membuat aku trauma akan kamu
lelaki itu yang aku sebut dengan pecundang 

yang tak tahu diri itu





KECEWA PADA SANG SENJA

Oleh: Dina Amalia

PP.DARUL IHSAN


Aku menyerah pada satu arah

kecewa bukan karena aku lelah

hanya saja janjimu yang masih basah

senja itu 

bagaikan putaran waktu

mewakili sang rindu

senja ini

kini menjadi api

panasnya yang tak kunjung sepi 

membuatku terhimpun di hati 

meluahkan segalanya yang kau isi 



 


PUTRI KECILMU

Oleh: Fitria na


PP.Darul Ihsan 


 

Ayah...

Aku rindu peluk hangatmu


Kemana sosokmu yang dulu

Putri kecilmu ini rindu kau dekap


Ingin kembali kau kecup hangat

Ayah...


Aku telah patah

Ragaku duduk menikmati lelah


Asa telah ku lepas pasrah

Mati tercekik resah


Ayah...

Aku termenung dalam diam


Menikmati masa yang menusuk tajam

Aku tak mau beranjak dewasa


Masuk pada lingkaran luka yang mendalam




BALAS ATAS BATAS MIMPI

Oleh: Fitria na

PP. darul Ihsan 


Dingin malam yang sepi

Kulihat dirimu bertamu dalam mimpi

Berbicara tentang negosiasi

Namun hati ku tak mau berkompromi

Degup nadi asmara

Membakar mimpi cinta yang mempara

Bangun dari mimpi

Kulihat dirimu bersimpuh dalam sepi

Menatap bulan yang meremang

Dengan kenangan yang tak kan menghilang

Ku sandarkan kepalaku pada dada hangat mu

Yang membawa ku pada dunia halu 

1 Comments