By Elly Kusuma
Ijinkan aku Sebentar saja memandangi wajah cinta
Biarkan menggelut senyum berbias kharisma
Sembunyi malu dalam lena menyambut jiwa
Membuat gelisah melekati rasa
Raga bangunkanlah jiwa
Setelah tertidur pulas dari abjad panjang
Berlarilah beranjak tinggalkan lara
Karena kata benar-benar di puncak nestapa
Tunggu aku yang tinggal gelisah tanpa sirna
Menjelma di antara rindu dan kenyataan luka
Tanpa mengajakku bisu kemudian ikut pergi
Membiarkan kekacauan hati berkecamuk
Ia pergi tanpa wariskan sisa
Tinggalkan hati gadis perawan yang teriris
Bagai embun tanpa hangat mentari
Seperti badai menerpa acuh hina diri
Wahai pujangga butir-butir rindu
Sungguh luka mewarnai perjumpaan ini
Mengakhiri sebatas temu aku dan dirimu
Berujung paling ujung di tanduk perpisahan
Percayalah,
aku adalah kegelisahan panjang
kisah yang tak tak selesai selesai
dan tak mungkin disatukan
Aku juga adalah perawan penari kegelapan
Sanggup menyapa manis wajah sang malam
Walau tanpa rembulan kulalui waktu
Bersama kunang-kunang aku menari
Semua atas nama cinta
Kemesraan terasa menyala
Berubah dalam dekapan dendam
Tak mampu melenyapkan cinta sejati
Resah kurasakan teman perjalan panjang
Saat cinta tiada lagi berada diruang makna
Saat kasih dan rindu tiada lagi berbasa basi
Seras hidup tak mampu lagi merangkum jati diri
Rindu meninggalkan cinta
Menggapai hasrat yang lama tiada kepastian
Jika kecewa masih dapat diterima
Namun hati luka tak mampu ditahannya
Sakit dan perih tiba-tiba menganga
Ketika harus jauh dan harus lupa
melepas semuanya
tiada bertegur sapa
cinta enggan menerka
jera menyayanginya
ketika itulah hati begitu luka
menepis melepas cinta yang pernah ada
kau tahu, aku adalah perawan
yang menurutku tak salah mengagumi
Ingin terbang seperti angin
Namun derita terlalu berat untuk melayang
Wahai pujangga, kemarilah
lihatlah kemari
gemulai petikan jemariku
akan membuat kalian mabuk dalam pelukku
seperti aku hari ini
telah mabuk nada-nada anggurnya
aku telah dibuat kacau
diantara desiran pilu
lagunya begitu romantis
merampas perhatian memecah sepi
menambah resah
alam kerinduanku
dengarkanlah santun laguku tuan
iramanya manja mendayu
petikannya sunyi
hati semakin nyeri
bayangan semumu
menari disampingku
nikmatilah syair gila
gelombang nan sumbangku
aku ingin seperti angin
mencabik cabik
rindu tanpa
peduli
kau tahu, aku adalah perawan
Ini satu dari kisah cerita
Kisah yang telah dianggap biasa
Jejak perawan kesepian
Mengharap cinta sejati
Nyanyiannya
Begitu lirih
diruang hampa
tanpa geming
kisah ini hilang dan usang
telah lama terlupakan
di antara perjalanan
panjang dan suram
kisah mengajak tanpa berseru
senandung tanpa satupun lagu syahdu
mengeja ejaan tanpa aksara
bahkan orang menganggapnya biasa
kisah indah
terngiang luar biasa
di lubuk hati daun telinga
orang tetap menganggapnya biasa saja
akhirnya aku adalah perawan
kisah bingung dalam hatinya
ini sudah setengah perjalanan
tak satupun orang menganggapnya
kisah ini luar biasa
detik akhir perjalanan ia terhenti
ada tanya lagi dalam hatinya
sebenarnya aku lupa
kisah ini kisah ini kisah siapa
kisah pun penuh tanya
mereka adalah kisah siapa
tanpa cerita tanpa nyata
senenarnya kisah ini kisah siapa
karena yang aku tahu, aku adalah perawan
Prenduan, 13 juli 2004
Elly Kusuma Ahmad dengan nama lengkap Elly Kusumawati binti Achmad Kholil. Lahir di Bangkalan 12 Juli 1982 putri dari ibu Mutihah ini dibesarkan dilingkungan keluarga perantau, dari kecil di tinggal orang tua merantau ke Kalimantan Timur, ia tinggal bersama embah yang sangat baik padanya. Menyelesaikan SD di Konang Bangkalan hingga MTs, kemudian melanjutkan MA di Pondok Pesantren Putri 1 Al-Amien Prenduan, lulus dari MA langsung mengabdi untuk ma'had tercinta hingga menyelesaikan kuliah di Fakultas Dakwah Jurusan BPI (IDIA) Al-Amien Prenduan.
0 Comments