Kebudayaan daerah pada saat ini perlu mendapatkan
perhatian yang serius untuk mendapatkan tempat yang wajar dalam perkembangan
karena kebudayaan daerah merupakan unsur kebudayaan nasional. Salah satu
kebudayaan daerah dalam bentuk keseniaan tradisi yang masih sering diperlukan
oleh masyarakat utamanya di daerah pinggiran, khususnya di Kabupaten Sumenep
adalah kesenian “Topeng Dalang Madura.”
Demi
kesinambungan seni tradisi Topeng Dalang Madura ini, sangat diperlukan adanya
sikap/partisipasi dari masyarakat, pemerintah
atau semua pihak agar merasa terus memiliki dan berupaya untuk dapat mengembangkan
dan menjaga kelestariannya untuk masa mendatang.
Salah
satu upaya penulis untuk menjaga kelestarian kesenian Topeng Dalang Madura ini
yakni dengan memaparkan tentang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
topeng dalang Madura supaya lebih dikenal dan digemari oleh para remaja
khususnya di Madura sehingga tidak terkikis oleh pengaruh kesenian yang
datangnya dari luar yang kurang sesuai dengan kepribadian bangsa.
Timbulnya Topeng Dalang Madura
Topeng dalang Madura di Kabupaten Sumenep dalam perkembangannya sangat digemari dan digandrungi, bahkan bermunculan seniman yang berani mendirikan perkumpulan “kerte” baru di kalangan lingkungan Keraton. Semakin lama nama/sebutan kerte itu sendiri makin kurang dikenal di Kabupaten Sumenep dan tenggelam dengan sendirinya. Muncullah sebutan nama baru yang lebih popular yaitu “ Wayang Tuping”. Karena wayang tuping di Madura tidak sama dengan topeng yang ada didaerah lain maka hingga saat ini lebih dikenal dengan “ Topeng Dalang Madura”.
Perkembangan Topeng Dalang
Akibat adanya beberapa seniman yang berasal dari
lingkungan yang berbeda sebagai pendiri organisasi topeng dalang, di Kabupaten
Sumenep terbentuk beberapa versi yang mempunyai ciri-ciri khusus atau perbedaan
yang sangat mencolok dalam bidang / segi :
a.
Busana dan asesorisnya
b.
Gerak dan penataan iringan
c.
Dhalang dalam membawakan lakon
d.
Bentuk dan warna topeng
e.
Penyajian dalam ruwatan (rokat pandhaba)
Beberapa versi yang dimaksud sesuai
dengan garis wilayah dalam perkembangannya serta tokoh seniman yang
megembangkannya di wilayah tokoh itu sendiri, antara lain :
a.
Topeng dhalang versi daerah Kota dan
Kalianget
b.
Topeng dhalang versi daerah Pinggir Papas dan Saronggi
c.
Topeng dhalang versi daerah Slopeng Kec. Dasuk.
Dari
ketiga versi di atas pula timbulnya beberapa tokoh-tokoh yang dikenal sebagai
pendiri dan pengembang Topeng Dhalang di daerah Sumenep seperti: Agung Taharun,
Subanjir, Sabidin, P. Marbiyatun, Pak Ibrahim, Pak Kamar, dan beberapa tokoh terdahulu. Generasi
merekalah yang menghasilkan generasi berikutnya dalam rangka melestarikan dan mengembangkan kesenian
Topeng Dhalang Madura yang masih aktif sampai saat ini.
Organisasi
kesenian Topeng Galang Madura yang masih aktif dan diminati masyarakat dalam
mengadakan pagelaran diantaranya adalah :
1.
Rukun Perawas dari Ds. Slopeng Kec. Dasuk
2.
Rukun Family dari Ds. Gapura Kec. Gapura
3.
Budi Sasmito dari Ds. Kalianget Kec. Kalianget
4.
Budi Santoso dari Ds. Kalianget Kec. Kalianget
5.
Sekar Utomo dari Ds. Pinggir Papas Kec. Kalianget
Berkembangnya
organisasi tersebut dalam pagelarannya tidak lepas dari cara-cara dalam
pagelaran yang telah memakai sistem penataan dalam segi tata lampu, dekorasi,
iringan serta teknik – teknik modern sesuai dengan perkembangan zaman saat ini,
seperti yang pernah kita lihat dalam tayangan di televisi.
Mengenal Topeng Dalang Madura
Topeng Dalang Madura merupakan sebuah bentuk seni
pertunjukan yang para pemainnya semuanya terdiri dari kaum pria dengan memakai
topeng sesuai dengan tokoh yang diperankanya sebagai penutup muka. Sedangkan
pembicaraannya dikendalikan oleh seorang dhalang, kecuali punokawan yaitu
Semar, Bagong, Petruk, dan Gareng yang dapat berbicara sendiri karena tokopnya
(topeng) sengaja dibuat sebatas bibir bagian atas saja. Lakon yang sering kali
dilakonkan sebatas kisah dalam Mahabata dan Ramayana.
Sebagai
iringannya adalah seperangkat gamelan laras slendro yang ditabuh oleh para
pengrawit yang berasal dari anggota sendiri ataupun dari organisasi lain yang
sengaja diundang agar mengiringi pagelarannya. Hampir semua gending dapat
mengiringi tarianya, namun ada beberapa gending yang selalu digunakan
diantaranya : Ayak keras, Gunung sari, Gagak, Pucung ketawang serang, Nong
nong, Palataran, Kuda nyirik, Pedhat, Angling Puspowarno, Tallang, Ayak Komidi,
Miskalan, dll.
Beberapa
hal yang perlu diketahui tentang gerak tarian yang merupakan gerakan pokok
adalah:
a.
Pacek gulu (gidhek) gerakan untuk kepala
b.
Rambai, Ngaca, Ngerres, Nombak, gerakan pada tangan
c.
Giul gerakan pada pinggul
d.
Nonggul, Ngeccer, Nyatsat, Lembak, Nyresek, Najjek, Geddruk merupakan gerakan
pada kaki.
0 Komentar