Selamat Datang - DI Blog KATA BINTANG, tempat berproses dan berproduksi serta saling berbagi. Tempat yang nyaman dan saling menguatkan. Tempat para Bintang Memijar.

Menulis Cerita Anak, Sulit?

Kalau anda bertanya kepada saya apakah menulis cerita anak itu sulit, maka akan saya jawab dengan tegas dan pasti iya memang sangat sulit. Sesulit itukah? Saya jawab: iya. Ada banyak penulis senior menyatakan bahwa menulis itu mudah dan gampang. Semudah buang hajat. Iya, benar, tapi ketika berhadapan dengan menulis cerita anak atau sastra anak, berbeda. Tidak lagi mudah.

Menurut pedoman teknis penulisan karya atau cerita anak yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan Nasional, cerita anak pasti didasarkan dengan jenjang usia baca anak. Dengan memperhatikan jenjang usia tersebut kemudian dirinci lagi teknis penulisannya lebih rumit. Hal tersebut dilakukan agar apa yang penulis tulis tepat sasaran, tepat dengan ukuran otak anak, tepat dengan imajinasi anak umumnya, dan tepat dengan ukuran usia mereka.

Perhatikan infografis berikut.


Pada gambar di atas sangat jelas ada penjenjangan pembaca yakni anak-anak dengan usia dan kategori tertentu. Perhatikan infografis di bawah ini dengan lebih rinci sebagai contoh pada jenjang B (usia 6 - 10 tahun) jenis Pembaca Awal.


Pada kategori B dipecah lagi menjadi B1, B2, dan B3. Bukan nama jenis vitamin lo ya. tapi upaya penjenjangan agar mudah dan tepat sasaran ceritanya. Perhatikan lagi infografis lebih rinci lagi tentang teknis dan konten yang harus ada pada cerita anak.

Wah, perhatikan porsi gambar dan teks ceritanya. Gambar menempati halaman sedikitnya 70% dibandingan dengan isi. Bagaimana dengan jenjang B2?


Pusing tidak? Kalau tidak pusing berarti anda akan menulis cerita anak yang tidak sesuai dengan jenjang. Perhatikan lagi gambar di bawah ini untuk jenjang B3.

Jenjang B1 - 3 ini ada pada jenjang sekolah dasar lo. Bagaimana sulitnya dengan jenjang di bawahnya. Terbayang bukan? Kalau anda tidak merasa kesulitan, berarti anda penulis cerita anak profesional dan berpengalaman lebih dari 2 tahun. Hahaha.

Bagaimana pun, kalau tujuan anda menulis untuk belajar atau melatih bisa menulis, atau bercerita kepada anak-anak SD melalui tulisan, tidak masalah. Sebaiknya dibacakan saja tulisan anda, atau didongenkan. Jangan siksa mereka untuk membacanya. Lol.




2 Comments

  1. Replies
    1. Terima kasih Pak Muhajir, kalau ada pantun yang sudah dibukukan kirimi saya ya, mau diposting di sini

      Delete